Name:
Location: Bekasi, West Java, Indonesia

Monday, September 25, 2006

September Kelabu

Saya yakin bahwa suka duka kehidupan selalu ada di dunia ini. Saya juga yakin bahwa dengan merasakan pahit manisnya pengalaman hidup semakin membuat saya kuat, dan yang terpenting membuat hidup saya lengkap. Menjelang masa stase (kerja praktek) di Trans TV, saya dikejutkan berita kematian ibunda Veronika Poernomo tanggal 30 Agustus 2006. Saya dan Vero sama-sama bersekolah di SMU Sedes Sapientiae, Bedono, Ambarawa. Hanya saja ia adik kelas saya langsung. Kami berdua cukup dekat, bahkan ia sudah menganggap saya seperti kakaknya sendiri. Begitu pula sebaliknya. Ibunya sudah lama menderita kanker. Saya juga kasihan dengan penderitaan beliau yang sudah berlangsung sejak lama. Meski saya mendoakan kesembuhannya, namun juga saya memohon agar apabila memang Bapa di surga berkendak lain, semoga penderitaannya jangan ditambah lagi. Ah, kasihan Vero. Ia sudah jadi yatim piatu sekarang. Ayahnya juga sudah beristirahat di rumah Bapa sewaktu ia masih duduk di kelas 1 SMU. Saya datang melayat, dan Vero menangis di pelukkan saya. Saya hanya bisa membisikkan kata-kata penghiburan, hati saya pun ikut menangis.
Saat saya berangkat ke Purwakarta untuk ikut liputan tim Jelajah, ada lagi berita mengejutkan dari keluarga di rumah. Oom Nilus, adik langsung di bawah Papa meninggal dunia tanggal 4 September 2006. Saya terheyak membaca sms dari Mbak Sesi, kakak perempuan saya. Saya menerima berita itu sore hari menjelang maghrib persis ketika liputan di waduk Jatiluhur akan berakhir. Saya tak bisa berkata apa-apa. Saya hanya menyembunyikan aliran air mata yang jatuh dengan sendirinya. Oom Nilus adalah adik kesayangan Papa, namun sudah 3 tahun belakangan kami berpisah karena masalah keluarga. Ya, saya tahu hidup mati semua di tangan Bapa. Masalah keluarga pula yang membuat saya yakin ada sangkut pautnya. Saya juga sedih karena saya cukup dekat dengan beliau semasa masih hidup. Ah, sudahlah! Saya tahu kesedihan apa yang ada di hati Papa. Ap mau di kata, semua sudah terjadi. Requiscat In Pace, semoga arwahnya beristirahat dengan tenang.
Tanggal 5 September 2006, mobil yang kami tumpangi mengalami kecelakaan di Purwakarta. Kejadiannya sekitar tengah hari. Motor yang menabrak mobil kami pengendaranya mengalami luka, sehingga terpaksa kami hentikan pengambilan gambar. Ternyata urusannya menjadi panjang dan ribet tak karuan. Kami baru bisa bernafas lega jam 9 malam. Hari yang panjang dan melelahkan.
Tanggal 7 September 2006, Siwi masuk RS Sint Carolus. Ia juga adik kelas saya di SMU dan seangkatan dengan Vero. Rupanya sakit Tifus, dan sempat masuk ruang ICU. Saya yang masih trauma dengan meninggalnya Oom Nilus, jadi takut akan kehilangan Siwi. Untungnya, semua tidak apa-apa. Terima kasih, Bapa!
Tanggal 13 September 2006, kembali saya dikejutkan dengan berita kematian Oom Pius Batsyeran, sepupu Papa di Bandung. Saya semakin tak mengerti kenapa harus berturut-turut kejadian menyedihkan terjadi lagi. Tapi saya yakin rencana Bapa indah, saya yakin semuanya terjadi karena Bapa mempunyai rencana yang lain, ada berkat tersembunyi.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home